1.
Ucapan
dan Ejaan
Pengertian Ucapan
Ucapan yang
sering kita gunakan di kehidupan sehari hari adalah bahasa pengantar dari kita
ke orang lain yang memiliki sebuah maksud dan tujuan. bahasa pengantar kita
adalah bahasa indonesia tetapi bahasa indonesia adalah bahasa penuntun atau
bahasa kedua. Kita sering dapat menentukan daerah asal seseorang dengan
menggunakan bahasa yang digunakannya. Bahasa Indonesia bagi sebagian besar
penuturnya adalah bahasa kedua.Para penutur yang berbahasa Indonesia, bahasa
Indonesia mereka terpengaruh oleh bahasa daerah yang telah mereka kuasai
sebelumnya. Pengaruh itu dapat berkenaan dengan semua aspek ketatabahasaan.
Pengaruh yang sangat jelas ialah dalam bidang ucapan. Pengaruh dalam ucapan itu
sulit dihindarkan dan menjadi ciri yang membedakan ucapan penutur bahasa
Indonesia dari daerah satu dengan daerah yang lain. Sering dengan mudah kita
dapat menentukan daerah asal seorang penutur berdasarkan ucapan bahasa
Indonesianya.
Fungsi Tanda Baca
Tanda titik (.)
Fungsi dan pemakaian tanda titik:
Untuk mengakhiri sebuah kalimat yang
bukan pertanyaan atau seruan,
Diletakan pada akhir sinkatan gelar,
jabatan, pangkat dan sapaan,
Pada singkatan kata atau ungkapan yang
sudah sangat umum,
Contoh :
Menggunakan tanda baca dengan benar agar
tidak terjadi kesalah pahaman.
Adit senang mengobati orang sakit.
Kutipan menarik itu diambil dari hlm 5
dan 8.
Tanda Koma (,)
Fungsi dan pemakaian tanda koma antara
lain:
Memisahkan unsur-unsur dalam suatu
pemerincian atau pembilang,
Memisahkan anak kalimat dari induk
kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimat,
Memisahkan petikan langsung dari bagian
lain dakam kalimat, dll.
Contoh :
Studio tersebut tersedia berupa gitar,
drum dan bass.
Apabila keliru memilih bidang
spesialisasi, usaha tidak dapat melaju.
“Jangan buang sampah sembarangan,” kata
Rudi.
Tanda Seru (!)
Fungsi dan pemakaian tanda seru :
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau
pernyataan berupa seruan atau perintah atau yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan,
atau rasa emosi yang kuat.
Contoh :
Jangan letakan benda itu di depan saya !
Tanda Titik Koma (;)
Fungsi dan pemakaian titik koma adalah:
Memisahkan bagian-bagian kalimat yang
sejenis atau setara
Memisahkan kalimat yang setara didalam
satu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Contoh :
Hari makin sore; kami belum selesai
juga.
Desi sibuk bernyanyi; ibu sibuk bekerja
di dapur; adik bermain bola.
Tanda Titik Dua (:)
Tanda Titik Dua digunakan dalam hal-hal
sebagai berikut
Pada akhir suatu pernyataan lengkap bila
diikuti rangkaian atau pemerian.
Pada kata atau ungkapan yang memerlukan
pemerian
Dalam teks drama sesudah kata yang
menunjukan pelaku dalam percakapan
Contoh :
Fakultas Ekonomi UPN Jogja memiliki tiga
jurusan: Akuntansi, Managemen, dan Ilmu Ekonomi.
Project By: Alland Project
Penulis: Indra Lesmana
Editor: Wicak
“Jangan datang terlambat.”
Budi: “Siap, Pak.”
Tanda Hubung (-)
Tanda hubung dipakai dalam hal-hal
seperti berikut:
Menyambung unsur-unsur kata ulang
Merangkai unsur bahasa Indonesia dengan
unsur bahasa asing—-
Contoh :
Anak-anak kelaparan di negara Afrika
adalah akibat globalisasi.
di- packing
Tanda Elipsis (…)
Tanda elipsis dipergunakan untuk
menyatakan hal-hal seperti berikut
Mengambarkan kalimat yang terputus-putus
Menunjukan bahwa satu petikan ada bagian
yang dihilangkan
Contoh :
“PLAK ….. ALHAMDULLLIILAHH ……” kuda itu
berjalan dengan cepat, sampai-sampai orang itu tidak bisa mengendalikanya, di
depan terlihatlah jurang yang sangat dalam.
Tanda Tanya (?)
Tanda tanya selalunya dipakai pada
setiap akhir kalimat tanya.
Tanda tanya yang dipakai dan diletakan
didalam tanda kurung menyatakan bahwa kalimat yang dimaksud disangsikan atau
kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Contoh :
Siapa Presiden Indonesia saat ini?
Tanda Kurung ( )
Tanda kurung dipakai dalam ha-hal
berikut
Mengapit tambahan keterangan atau
penjelasan
Mengapit keterangan atau penjelasan yang
bukan bagian pokok pembicaraan
Mengapit angka atau huruf yang memerinci
satu seri keterangan
Contoh :
Jumlah barang yang diminta pada berbagai
tingkat harga disebut demand (permintaan).
Tanda Kurung Siku ( [..] )
Tanda kurung siku digunakan untuk:
Mengapit huruf, kata atau kelompok kata
sebagai koreksi atau tambahan pada akhir kalimat atau bagian kalimat yang
ditulis orang lain
Mengapit keterangan dalam kalimat
penjelas yang sudah bertanda kurung
Contoh :
Persamaan akuntansi ini (perbedaannya
ada di Bab 1 [lihat halaman 38-40]) perlu dipelajari disini.
Tanda Petik (“…”)
Fungsi tanda petik adalah:
Mengapit petikan lagsung yang berasal
dari pembicaraan, naskah atau bahan tertulis lain
Mengapit judul syair, karangan, bab buku
apabila dipakai dalam kalimat
Mengapit istilah kalimat yang kurang
dikenal
Contoh :
Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, “Bahasa
negara adalah Bahasa Indonesia.”
Tanda Petik Tunggal (‘..’)
Tanda Petik tunggal mempunyai fungsi :
Mengapit petikan yang tersusun di dalam
petikan lain
Mengapit terjemahan atau penjelasan kata
atau ungkapan asing
Contoh :
“Dia bilang padaku ‘jangan kau ganggu
dia’, seketika itu aku ingin mengingatkannya kembali.” Ujar Andi.
Tanda Garis Miring (/)
Tanda garis miring dipakai dalam
penomoran kode surat
Tanda garis miring dipakai sebagai
pengganti kata dan, atau, per atau nomor alamat
Contoh :
Modem itu memiliki kecepatan sampai 7,2
Mb / s.
Tanda Penyingkat (Apostrof) (‘)
Tanda Apostrof menunjukan penghilangan
bagian kata.
Contoh :
Budi bertugas sebagai pembaca pembukaan
UUD ‘45.
2.
Kata
Dan Pilihan Kata.
Pengertian Kata
Kata adalah
kumpulan beberapa huruf yang memiliki makna tertentu. Dalam KBBI (Kamus Besar
Bahasa Indonesia) kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang
merupakan perwujudan suatu perasaan dan pikiran yang dapat dipakai dalam
berbahasa. Dari segi bahasa kata diartikan sebagai kombinasi morfem yang
dianggap sebagai bagian terkecil dari kalimat. Sedangkan morfem sendiri adalah
bagian terkecil dari kata yang memiliki makna dan tidak dapat dibagi lagi ke
bentuk yang lebih kecil. Menurut jenisnya, dalam bahasa Indonesia kata dapat
dibedakan menjadi sepuluh jenis, yaitu : Kata Benda, Kata Kerja, Kata Sifat,
Kata Ganti, Kata Keterangan, Kata Bilangan, Kata Sambung, Kata Depan, Kata
Sandang, Kata Seru, Kata Tanya.
Diksi (Pilihan Kata)
Jika kita
menulis atau berbicara, kita itu selalu menggunakan kata. Kata tersebut
dibentuk menjadi kelompok kata, klausa, kalimat, paragraph dan akhirnya sebuah
wacana. Di dalam sebuah karangan, diksi
bisa diartikan sebagai pilihan kata pengarang untuk menggambarkan sebuah
cerita. Diksi bukan hanya berarti pilih memilih kata melainkan digunakan untuk
menyatakan gagasan atau menceritakan peristiwa tetapi juga meliputi persoalan
gaya bahasa, ungkapan-ungkapan dan sebagainya. Gaya bahasa sebagai bagian dari
diksi yang bertalian dengan ungkapan-unkapan individu atau karakteristik, atau
memiliki nilai artistik yang tinggi.
Definisi Diksi
Pilihan kata atau Diksi adalah pemilihan
kata – kata yang sesuai dengan apa yang hendak kita ungkapkan. Diksi atau Plilihan kata mencakup pengertian kata –
kata mana yang harus dipakai untuk mencapai suatu gagasan, bagaimana membentuk
pengelompokan kata – kata yang tepat atau menggunakan ungkapan – ungkapan, dan
gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi.
Fungsi Diksi
Fungsi Pilihan kata atau Diksi adalah
Untuk memperoleh keindahan guna menambah daya ekspresivitas. Maka sebuah kata
akan lebih jelas, jika pilihan kata tersebut tepat dan sesuai. Ketepatan
pilihan kata bertujuan agar tidak menimbulkan interpretasi yang berlainan
antara penulis atau pembicara dengan pembaca atau pendengar, sedangkan
kesesuaian kata bertujuan agar tidak merusak suasana. Selain itu berfungsi untuk
menghaluskan kata dan kalimat agar terasa lebih indah. Dan juga dengan adanya
diksi oleh pengarang berfungsi untuk mendukung jalan cerita agar lebih runtut
mendeskripsikan tokoh, lebih jelas mendeskripsikan latar waktu, latar tempat,
dan latar sosial dalam cerita tersebut.
Manfaat Diksi
1. Dapat membedakan secara cermat
kata-kata denitatif dan konotatif, bersinonim dan hapir bersinonim, kata-kata
yang mirip dalam ejaannya.
2. Dapat membedakan kata-kata ciptaan
sendiri fan juga kata yang mengutip dari orang yang terkenal yang belum
diterima dimasyarakat. Sehingga dapat menyebabkan kontroversi dalam masyarakat.
Contoh Kalimat Diksi
·
Sejak dua tahun yang lalu ia membanting tulang untuk memperoleh
kepercayaaan masyarakat
·
Dia adalah wanita cantik (denotatif)
·
Dia adalah wanita manis (konotatif)
·
APBN RI mengalami kenaikan lima belas persen (kata konkrit)
·
Kebenaran (kata abstrak) pendapat itu tidak terlalu tampak
Sebelum menentukan pilihan kata, penulis
harus memperhatikan dua hal pokok, yakni: masalah makna dan relasi makna :
Makna sebuah kata / sebuah kalimat
merupakan makna yang tidak selalu berdiri sendiri. Adapun makna menurut (Chaer,
1994: 60) terbagi atas beberapa kelompok yaitu :
1.
Makna Leksikal : makna yang
sesuai dengan referennya, sesuai dengan hasil observasi alat indera / makna yg
sungguh-sungguh nyata dlm kehidupan kita. Contoh: Kata tikus, makna leksikalnya
adalah binatang yang menyebabkan timbulnya penyakit (Tikus itu mati diterkam
kucing).
2.
Makna Gramatikal : untuk menyatakan makna-makna atau nuansa-nuansa makna
gramatikal, untuk menyatakan makna jamak bahasa Indonesia, menggunakan proses
reduplikasi seperti kata: buku yg bermakna “sebuah buku,” menjadi buku-buku
yang bermakna “banyak buku”.
3.
Makna Referensial dan Nonreferensial : Makna referensial &
nonreferensial perbedaannya adalah berdasarkan ada tidaknya referen dari
kata-kata itu. Maka kata-kata itu mempunyai referen, yaitu sesuatu di luar bahasa
yang diacu oleh kata itu. Kata bermakna referensial, kalau mempunyai referen,
sedangkan kata bermakna nonreferensial kalau tidak memiliki referen. Contoh:
Kata meja dan kursi (bermakna referen). Kata karena dan tetapi (bermakna
nonreferensial).
Makna Denotatif dan Konotatif
Makna denotatif adalah makna asli, makna
asal atau makna sebenarnya yang dimiliki sebuah leksem. Contoh: Kata kurus,
bermakna denotatif keadaan tubuhnya yang lebih kecil & ukuran badannya
normal. Makna konotatif adalah: makna
lain yang ditambahkan pada makna denotatif tadi yang berhubungan dengan nilai
rasa orang / kelompok orang yang menggunakan kata tersebut. Contoh: Kata kurus
pada contoh di atas bermakna konotatif netral, artinya tidak memiliki nilai
rasa yang mengenakkan, tetapi kata ramping bersinonim dengan kata kurus itu
memiliki konotatif positif, nilai yang mengenakkan. Orang akan senang bila
dikatakan ramping.
e.
Satuan semantic
Seperti pada banyak bentuk bebas yang
minimal yang disebut di atas ini, metode ini memilah-milah kalimat ke dalam
kesatuan-kesatuan semantiknya yang paling kecil. Tetapi, bahasa sering memuat
kata yang mempunyai nilai semantik kecil (dan sering memainkan peran yang lebih
gramatikal), atau kesatuan-kesatuan semantik yang adalah kata majemuk.
Dalam prakteknya, para ahli bahasa
menggunakan campuran semua metode ini untuk menentukan batas kata dalam
kalimat. Namun penggunaan metode ini, definisi persis kata sering masih sangat
sukar ditangkap.
Sumber :
3.
Kalimat
Efektif
Pengertian Kalimat Efektif
Dalam bahasa
Indonesia, dikenal istilah kalimat efektif. Apa itu kalimat efektif? Pengertian
kalimat efektif adalah bentuk kalimat yang dengan sadar dan sengaja disusun
agar memiliki daya informasi yang tepat dan baik. Kalimat efektif adalah
kalimat yang mampu menyampaikan pikiran perasaan penulisnya dengan jelas kepada
pembaca. Kalimat efektif harus sesuai dengan kaidah bahasa (memiliki unsur
subjek dan predikat), singkat (tidak berbelit-belit), enak dibaca, dan sopan.
Jadi, pengertian efektif dalam kalimat ialah ketepatan penggunaan kalimat dan
ragam bahasa tertentu dalam situasi kebahasaan tertentu pula. Hal yang harus diungkapkan
dalam kalimat efektif, yaitu kalimat yang menimbulkan daya khayal pada pembaca,
minimal mendekati apa yang dipikirkan penulis.
Sebuah kalimat
terdiri atas isi dan bentuk. Yang dimaksud dengan isi ialah pikiran penulis,
sedangkan bentuk ialah kata-kata yang mewakili pikiran penulis. Jadi, isi dan
bentuk menjadi kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam sebuah bangun
kalimat. Itulah sebabnya, kalimat efektif selalu memperhatikan adanya kesatuan
pikiran dan kepaduan sebagai syarat minimal. Selain itu, kalimat efektif juga
harus menonjolkan pikiran utama dengan memperhatikan penekanan, kesejajaran,
kehematan, keterbacaan, dan kevariasian. Kalimat efektif merupakan kalimat yang
bukan hanya memenuhi syarat-syarat komunikatif, gramatikal, dan sintaksis saja,
tetapi juga harus hidup, segar, mudah dipahami, serta sanggup menimbulkan daya
khayal pada diri pembaca.
Perhatikan contoh kalimat dibawah ini:
“Banyak dari kita yang gemar memelihara
berbagai jenis burung-burung”.
Jika dicermati, kalimat di atas kurang
efektif karena ada penggunaan kata yang berlebihan. Penggunaan kata yang
berlebihan itu terlihat dari munculnya kata berbagai dan burung-burung. Kata
berbagai sudah menyatakan jamak (banyak), begitu pula dengan kata
burung-burung. Jadi, agar kalimat di atas efektif, maka bentuk kalimatnya dapat
kita ubah menjadi: “Banyak dari kita yang gemar memelihari berbagai jenis
burung.”
Sumber:
http://edigunawan01.blogspot.com/2013/04/ucapan-dan-ejaan-bahasa-indonesia.html
http://bebery.wordpress.com/2013/10/03/tanda-baca-fungsi-dan-contoh/
http://dwiajisapto.blogspot.com/2011/02/diksi-pilihan-kata.html
http://www.bisnet.or.id/vle/mod/resource/view.php?id=1057
http://bebery.wordpress.com/2013/10/03/tanda-baca-fungsi-dan-contoh/
http://sukmadew.blogspot.com/2013/12/kata-pengertian-bentuk-dan-jenis-jenis_1923.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Kata
Tidak ada komentar:
Posting Komentar